Tinjau Ulang Pemindahan Pengungsi ke Pulau Besar
Maumere, suaraflores,-Direktur Esekutif Wahana Lingkungan
Hidup Nusa Tenggara Timur (WALHI NTT), Heribertus Naif, mengatakan,
rencana Pemkab Sikka memindahkan pengungsi ke Pulau Besar harus ditinjau
kembali. Butuh analisa mendalam untuk memindahkan orang yang tinggal
selamanya di Pulau Besar.
“Pindah ke Pulau Besar sesuatu hal yang baik. Namun perlu dipikirkan lahan garapan dan sumber penghidupan pengungsi. Harus dipertimbangkan soal kedekatan atau proses adaptasi mereka dengan warga setempat. Harus ada jaminan untuk anak-anak yang sementara sekolah khususnya perguruan tinggi yang berada di luar daerah. Dan, selayaknya pemerintah mendata jumlah mahasiswa-mahasiswi yang kuliah di luar Kabupaten Sikka,” ungkapnya, kepada suaraflores.com, Senin (2/8) pagi tadi di Maumere.
Dia menekankan, secara alam akan terjadi suksesi pemulihan alam. Ketika itu, Palue akan kembali subur dan sehat seperti yang terjadi selama ini. Strateginya, harus dipastikan bahwa secara geologi, apakah Palue memang tidak layak huni dan harus dikosongkan atau tidak. Nah, kalau pindah ke Pulau Besar, pemerintah harus menyiapkan biaya tambahan. Ada sumber penghidupan, tidak hanya bersandar pada musim hujan.
Lanjut dia, harmonisasi antar budaya juga penting dilihat, ketika pengungsi tinggal di Pulau Besar. Komunikasi sosial yang dilakukan oleh pemerintah, tidak sekedar datang kunjung lalu pulang, karena Pulau Besar itu ada penghuninya.
Sebelumnya, diberitakan media ini bahwa Pemerintah Kabupaten Sikka berencana memindahkah para pengungsi Rokatenda ke Pulau Besar. Rencana ini mendapat kritikan dari berbagai pihak termasuk DPRD Sikka. (M-16)
http://suaraflores.com/tinjau-ulang-pemindahan-pengungsi-ke-pulau-besar/
http://suaraflores.com/tinjau-ulang-pemindahan-pengungsi-ke-pulau-besar/
“Pindah ke Pulau Besar sesuatu hal yang baik. Namun perlu dipikirkan lahan garapan dan sumber penghidupan pengungsi. Harus dipertimbangkan soal kedekatan atau proses adaptasi mereka dengan warga setempat. Harus ada jaminan untuk anak-anak yang sementara sekolah khususnya perguruan tinggi yang berada di luar daerah. Dan, selayaknya pemerintah mendata jumlah mahasiswa-mahasiswi yang kuliah di luar Kabupaten Sikka,” ungkapnya, kepada suaraflores.com, Senin (2/8) pagi tadi di Maumere.
Dia menekankan, secara alam akan terjadi suksesi pemulihan alam. Ketika itu, Palue akan kembali subur dan sehat seperti yang terjadi selama ini. Strateginya, harus dipastikan bahwa secara geologi, apakah Palue memang tidak layak huni dan harus dikosongkan atau tidak. Nah, kalau pindah ke Pulau Besar, pemerintah harus menyiapkan biaya tambahan. Ada sumber penghidupan, tidak hanya bersandar pada musim hujan.
Lanjut dia, harmonisasi antar budaya juga penting dilihat, ketika pengungsi tinggal di Pulau Besar. Komunikasi sosial yang dilakukan oleh pemerintah, tidak sekedar datang kunjung lalu pulang, karena Pulau Besar itu ada penghuninya.
Sebelumnya, diberitakan media ini bahwa Pemerintah Kabupaten Sikka berencana memindahkah para pengungsi Rokatenda ke Pulau Besar. Rencana ini mendapat kritikan dari berbagai pihak termasuk DPRD Sikka. (M-16)
http://suaraflores.com/tinjau-ulang-pemindahan-pengungsi-ke-pulau-besar/
http://suaraflores.com/tinjau-ulang-pemindahan-pengungsi-ke-pulau-besar/