Sabtu, 30 April 2016

Menimba Ilmu Kakao, WTM Kunjungi Petani Sukses ke Wolokoli

SABTU, 23 APRIL 2016
Jurnalis: Ebed De Rosary / Editor: ME. Bijo Dirajo / Sumber foto : Ebed De Rosary

MAUMERE --- Mendapatkan ilmu tambahan tentang pengelolaan, perawatan hingga pengembangan tanaman kakao, rombongan yang terdiri dari 40 orang dari Wahana Tani Mandiri (WTM) asal kecamatan Mego dan Tanawawo melakukan kunjungan ke petani kakao yang sukses, Eduardus di dusun Gedo desa Wolokoli kecamatan Bola, kabupaten Sikka, provinsi Nusa Tenggara Timur, Jumat (22/4/2016).


Eduardus sedang memberikan ilmu pada petani kakao
Kunjungan ini penting mengingat kakao menjadi salah satu komoditi andalan bagi petani di Kabupaten Sikka sejak lama. Namun hasil panen masih belum memberikan pendapatan yang siginifikan.

Pengembangan kakao secara individu telah dilakukan namun belum melalui sebuah pengembangan yang fokus dan terarah. Ini yang menyebabkan petani belum memiliki kebun kakao karena yang ada sekarang hanya kebun campur sari. Untuk itu, WTM mengajak petani dampingan menimba ilmu pada  petani kakao yang sudah sukses.

Demikian disampaikan Hery Naif Koordinator Advokasi, Riset, Lingkungan dan Pengelolaan Hasil WTM saat ditemui Cendana News di sela-sela kegiatan, Jumat (22/4/2016).

Dikatakan Hery, kegiatan ini merupakan program "Peningkatan Kapasitas Masyarakat Tani dalam Adaptasi Perubahan Iklim lewat Pendekatan Usahan Tani Berbasis Konservasi".

“Kami lakukan kerja sama dengan Miserior Jerman dengan aktivitas melakukan kunjungan belajar ke wilayah yang dinilai sukses. Dari hasil identifasi WTM memutuskan menimba ilmu dari bapak Eduardus,” ujarnya.

Sementara itu, petani kakao yang sukses, Eduardus dalam kesempatan tersebut menjelaskan, profesi petani sebetulnya mulia dan menghasilkan banyak uang, hanya saja petani sering tidak fokus. Hampir setiap komoditi ditanam di kebun sesuai dengan grafik harga di pasaran.

“Ketika vanili bagus, semua ramai-ramai tanam vanili. Ketika cengkeh bagus, pun demikian. Itu berarti bahwa petani masih bergantung pada pasar,” terang Eduardus.

Padahal seorang petani tegas Eduardus, semestinya menanam sebuah komoditi pertanian tergantung keinginannya. Karena apa pun yang dikembangkan tentunya memiliki nilai pasar.

Eduardus mengingatkan, jangan terpengaruh dengan harganya melonjak suatu waktu dan petani terpengaruh menanam komoditi tersebut. Jika tekun dan selalu belajar menyesuaikan diri dengan teknologi pertanian ramah lingkungan, pendapatan petani sangat besar.

Disaksikan Cendana News, dalam kunjugangan tersebut, para petani ramai-ramai menuju kebun kakao milik Eduardus. Di sana Eduardus mempraktekan mengenai sambung samping dan sambung pucuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar