Sabtu, 30 April 2016

Misereor Jerman Puji Petani Dampingan WTM


Lakukan Perkawinan Silang Benih Padi 
Oleh: Wall Abulat
Maumere, Flores Pos
Konsultan Peopled Led Development Miserior Jerman, Elisabet dan Petani Masipag Filipina, Yuni memuji para petani dampingan Wahana Tani Mandiri (WTM) Sikka yang sangat profesional melakukan perkawinan silang dua jenis benih padi untuk mempertahankan padi unggulan lokal yang hampir punah. Miseror Jerman siap bekerja sama dengan WTM untk kegiatan perkawinan silang dimaksud.
Apreseasi dari Miserior Jerman dan Masipag Filipina itu disampaikan usai para petani dampingan WTM melakukan kegiatan perkawinan silang benih padi di Puskolap Jiro-Jaro, Tana li, Desa Bhera, Kecamatan Mego, Rabu (16/3).
Disaksikan media ini, selama kegiatan tiga hari ini, petani dampingan WTM didampingi petani Masipag Filipina, Konsultan People Led Development Miseror Jerman, Direktur WTM Win Keupung dan Koordinator Advokasi, Riset Lingungan dan Pengelolaan Hasil WTM Herry Naif melakukan aneka kegiatan diantaranya penjelasan soal persiapan kawin silang, lalu peserta bersama fasilitator menuju lokasi persawahan Lowolo, Bhera untuk pengambilan sampel padi yang siap kawin.
Padi yang dijadikan sampel perkawinan adalah pare Kupa dan pare Chiherang. Usai pengambilan Benih dilanjutkan dengan penjelasan tentang bagaiman melakukan kawin silang. Dari penjelasan itu, para peserta kemudian melakukan praktek pemotongan malai benih yang siap kawin. Semua peserta, serius mengikuti praktek tersebut, kendati harus dilakukan dalam beberapa tahapan penerjemahan dari bahasa tagalog, Inggris, dan Indonesia. Atau sebaliknya bila dari peserta maka harus diterjemahkan dari bahasa Tagalog, Inggris dan Indonesia.
Setelah melakukan praktek pemotongongan malai betina yang siap kawin, ditutup dengan kertas minyak dan dilanjutkan dengan penjelasan tentang bagaimana melakukan perkawinan. Tetapi perkawinan ini akan dilakukan dengan harus memperhatikan waktu (jam) birahi dari padi jantan dalam rentang waktu jam 9 – 11 wita.
Setelah dilakukan perkawinan silang benih, para peserta kembali ke kelas dan melakukan evaluasi tahapan dan proses serta membuat perencanaan bersama tentang apa yang dilakukan setelah acara praktek tersebut. Dalam evaluasi fasilitator menyimpulkan bahwa kegiatan ini dinilai cocok karena hampir sebagian besar padi ladang dan sawah di wilayah dampingan WTM yakni kecamatan Magepanda, Mego dan Tanawaso belum berbulir. “Ini adalah kesempatan bagi kami para peserta, untuk melakukan kawin silang,” kata petani peneliti asal Bu Selatan, Siprianus Rehing.
Yuni (Masipag-Filipina) dan Elisabet dari Miserior Jerman mengaku bangga karena para petani dampingan WTM sangat serius dalam megikuti kegiatan ini. “Kami berharap agar ke depan mereka bisa melakukannya di lapangan agar benih-benih lokal yang hampir punah ini diselamatkan melalui pemulian benih,” kata Elisabet.

Terima kasih
Direktur WTM, Winfridus Keupung kepada median ini menjelaskan, lembaga yang dipimpinnya bekerja sama dalam program "Peningkatan kapasitas Masyarakt Tani dalam Adaptasi Perubahan Iklim lewat Pendekatan Usaha Tani Berbasis Konservasi" dengan salah satu aktifitas yang dilakukan adalah Pemulian Benih. “Pemulian Benih dimaksudkan untuk kembali mengidentifikasi benih-benih padi lokal yang hampir punah setelah masuknya varietas-varietas baru yang dibawa oleh korporasi dan dinas pertanian,” kata Win.
Carolus Winfridus Keupung (Direktur WTM) dalam sambutan pembukaannya mengucapkan terima kasih kepada Miserior sebagai penyokong dana kepada WTM, dan kepada para fasilitator. Bahwa, kegiatan ini penting untuk dilakukan oleh petani, yang mana petani bisa melakukannya (mempraktikan) di kebun masing-masing. “Diharapkan, beberapa tahun ke depan para petani dampingan WTM di tiga kecamatan (Magepanda, Mego dan Tanawawo) pastinya memberi sebuah nilai baru dalam proses pemulian benih lokal,” kata Win.
Win mengakui bahwa kegiatan ini juga merupakan kesempatan untuk menaikan barganing potition petani yang selama ini hanya menjadi penanam tetapi tidak menjadi peneliti. WTM bersama petani melakukan Kaji Banding dan Uji terap yang pelakunya juga adalah para kader tani. “Kami melihat bahwa saatnya petani harus didorong untuk merebut kembali kedaulatan benih yang lama hilang,” katanya.
Herry, secara terpisah mengatakan bahwa kegiatan penelitian ini dilakukan dalam dua metode yakni in class untuk mengetahui apa dan tujuan penelitian ini dilakukan serta langkah-langkah yang perlu dilakukan dan out class adalah untuk mempraktekan teori-teori yang disampaikan. Dengan dua metode ini akan mempermuda proses pemahaman petani dalam melakukan praktek kawin silang benih, ujarnya.
Koordinator Advokasi, Riset, Lingkungan dan Pengelolaan Hasil WTM Herry Naif yang ditemui terpisah menambahkan bahwa kegiatan penelitian ini dilakukan dalam dua metode yakni metode in class untuk mengetahui apa dan tujuan penelitian ini dilakukan serta langkah-langkah yang perlu dilakukan dan out class adalah untuk mempraktikkan teori-teori yang disampaikan. “Denga dua metode ini akan mempermudah proses pemahaman petani dalam melakukan praktik kawin silang benih,” Kata Herry. Ediotor: Steph Tupeng Witin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar