Kamis, 09 Juni 2016

WTM LAKUKAN PELATIHAN KONSERVASI TANAH DAN AIR

Maumere - Kabar Nuhang. Setelah dilakukan Pelatihan untuk Pelatih (Traning of Trainer), Wahana Tani Mandiri (WTM) dalam kerja samanya dengan Critycal Ecosystem Partnership Fund (CEPF) diselenggarakan Pelatihan Konservasi Tanah dengan Air. Kegiatan pelatihan itu dihadiri 15 peserta, utusan dari Desa Natakoli, Hale, Hebing dan Egon Gahar difasilitasi oleh Kristoforus Gregorius dan Winfridus Keupung di Puskolap Jiro – Jaro, Tana Li, desa Bhera, Kec. Mego (9 – 11) Juni 2016

Kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan dalam program “Peningkatan Pendapatan Masyarakat dalam Mendukung Menejemen Ekositem Berkelanjutan di Kawasan Egon Ili Medo” dalam kerja sama Wahana Tani Mandiri (WTM) dengan Critycal Ecosystem Partnership Fund (CEPF).

Dalam pembukaan acara, Kristoforus mengatakan bahwa, makhluk hidup dan alam semesta merupakan dua unsur penting  yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Keduanya memiliki ikatan saling ketergantungan yang sangat kuat, walaupun di satu sisi, porsi ketergantungan makhluk hidup terhadap alam  jauh lebih besar. Mahkluk hidup memiliki ketergantungan yang penuh terhadap alam  sebab alam menyediakan layanan seperti tanah dan air bagi keberlangsungan semua mahkluk hidup di dunia.
 Tanah  dan air memiliki manfaat yang nyata bagi kehidupan manusia. Secara sederhana, tanah  diartikan sebagai salah satu unsur bumi yang terbentuk dari berbagai campuran bahan mineral, air,  udara dan organik, dimana di atas permukaanya terdapat berbagai macam kehidupan. Sedangkan air dapat diartikan sebagai salah satu unsur bumi  berbentuk cair yang berada di atas permukaan bumi dan di dalam perut bumi yang memberi kehidupan bagi makhluk hidup. Kemampuan tanah menahan air juga dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah yang bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat, ujar Kristo.

Sedangkan Winfridus Keupung (Direktur WTM) mengatakan bahwa ketersedian air dalam tanah pun tidak terlepas dari peran hutan sebagai penyangga.  Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan meresap dengan baik jika dipermukaan tanah ditumbuhi berbagai macam jenis pepohonan yang memiliki daya resap air yang tinggi. Manusia dan hewan serta tumbuhan menggunakan tanah dan air untuk hidup mereka.
 Tanpa tanah dan air manusia dan makhluk hidup lainnya tidak mungkin ada di dunia. Manusia menggunakan tanah dan air untuk berbagai usaha, misalnya: pertanian, peternakan, pembangunan dan berbagai kebutuhan lainnya untuk memenuhi berbagai keperluan demi keberlangsungan hidup mereka. Untuk itu, tanah air dan hutan harus dijaga  dikelola, dilindungi dan dimanfaatkan secara berkesinambungan bagi kesejahteraan masyarakat, baik generasi sekarang maupun yang akan datang. Dalam kedudukannya tanah air dan hutan memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia, untuk itu kelestarian hutan perlu dijaga, ulas Win.
Lebih lanjut Win menemukan bahwa  hutan dan air perlu dilakukan upaya konservasi. Konservasi atau pengawetan adalah bentuk usaha penjagaan atau perlindungan terhadap kekayaan alam yang ada. Konservasi tanah adalah usaha-usaha untuk menjaga dan melindungi tanah agar tetap produktif, atau memperbaiki tanah yang rusak karena erosi sehingga menjadi lebih produktif. Sedangkan konservasi air adalah usaha-usaha yang dilakukan agar air dapat lebih banyak disimpan di dalam tanah sehingga dapat digunakan untuk kesuburan tanaman dan mengurangi terjadinya erosi.

Salah satu cara atau usaha dasar yang perlu dibuat adalah menggunakan tanah dan air sesuai dengan kemampuannya. Oleh karena itu, manusia umumnya dan petani khususnya dituntut untuk tetap menjaga ketersediaan layanan alam demi keberlangsungan kehidupan mereka, ujar mantan direktur Walhi NTT
Sedangkan Herry Naif (Koordinator Program) mengemukakan bahwa manusia memiliki tanggung jawab yang begitu besar terhadap keutuhan alam dan isinya. Bahwa selain memanfaatkan kekayaan  alam, mereka juga dituntut untuk menjaga kelestariannya demi keberlangsungan generasi yang akan datang. Bahwa sejauh pengalaman kami saat memimpin Walhi NTT melihat bahwa kondisi ekologi NTT sedang dalam kondisi genting. Karena itu, upaya konservasi perlu dilakukan oleh semua warga, terutama di kawasan-kawasan hutan (penyanggah).

Berangkat dari beberapa kondisi tersebut Wahana Tani (WTM) lakukan Pelatihan Konservasi Tanah dan Air kepada para kader tani dengan tujuan. Pertama memberi pemahaman kepada kader tani agar mampu menularkannya kepada masyarakat Mapitara dan menjadikan konservasi sebagai bagian dari pengelolaan pertanian mereka. Kedua, Meningkatnya pemahaman tentang pentingnya konservasi tanah dan air serta teknis pengelolaan pertanian yang berkaitan dengan konservasi tanah dan air bagi kehidupan para kader dan masyarakat Mapitara, demikian ulas Herry.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar