Kamis, 09 Juni 2016

WTM LATIH 15 KADER TANI DARI MAPITARA

Maumere - KN, Mengawali program “Peningkatan Pendapatan Masyarakat dalam Mendukung Menejemen Ekositem Berkelanjutan di Kawasan Egon Ili Medo” dalam kerja sama Wahana Tani Mandiri (WTM) dengan Critycal Ecosystem Partnership Fund (CEPF) melakukan kegiatan Pelatihan untuk Pelatih (Traning of Trainer). Kegiatan yang dihadiri 15 peserta utusan dari Desa Natakoli, Hale, Hebing dan Egon Gahar difasilitasi oleh Herry Naif dan Win Keupung. Materi yang dilatih bagi kader tani diantaranya, Pendidikan community organizer, siapa itu fasilitator dan teknik memfasilitasi oleh Herry Naif, sedangkan peran dan fungsi kader tani dan apa peran kader tani dalam program oleh carolus Winfridus Keupung. Pelatihan ini berlangsung di Puskolap Jiro-Jaro, Tana li, desa Bhera, Kecamatan Mego, (6-9 Juni 2016).

Carolus Winfridus Keupung, Direktur WTM dalam acara pembukaan mengatakan bahwa kegiatan hari ini adalah awal dari program yang mana perlu ada agen-agen perubahan di lokasi. Kami sedang mendorong agar adanya peole led development (rakyat memimpin perubahan). Karena itu, kader Tani adalah petani yang memiliki jiwa kerelawanan dan kemampuan yang lebih dari petani lainnya di desa serta memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat tani di wilayahnya. Kader tani harus dipersiapkan menjadi penghubung  dan penggerak di kelompok tani sekaligus tulang punggung pengembangan masyarakat tani baik dalam secara teknis pertanian. Bukan hanya itu, tetapi kader tani harus mampu mengadvokasi kebijakan agar anggaran desa itu berpihak pada petani yang adalah mayoritas penduduk desa. Kader Tani juga harus memiliki kemampuan memfasilitasi dan menterjemahkan berbagai teknologi usaha pertanian. Selai itu, kader tani harus memiliki pemahaman dasar tentang organisasi dan usaha tani,  serta mampu melakukan pemberdayaan petani atau kelompok tani. Untuk itu, seorang kader tani yang menjadi penghubung haruslah baik dan berkualitas, ujar Win.

Sedangkan, Herry Naif (Koordinator Program) menyatakan, bahwa penyebab utama kegagalan sebuah program selama ini adalah kualitas kerja yang dibangun dalam sebuah tim kerja baik dalam kerjaan administratif ataupun kerja-kerja lapangan. Karena itu, sejak awal, para pihak yang terlibat dalam program perlu membangun kerjasama yang baik diantara mereka dan pihak lain. Berbagai kekurangan tersebut justru sangat berpengaruh pada usaha mereka. Untuk itu pemberdayaan kepada para petani mutlak harus berjalan agar usaha tani mereka terus berkembang.

Sebab itu, menurut penilaian WTM, strategi ini akan sangat memberikan dampak positif kepada masyarakat tani. Sebab dengan pendekatan dari petani ke petani  memiliki beberapa keunggulan yakni: komunikasi lebih lancar karena tahu situasi dan kondisi, mempermudah penyebaran informasi, memperkuat keyakinan adanya perubahan, dan adanya kepastian berkelanjutan. Tujuan Pelatihan ini adalah Pertama, Meningkatkan kapasitas petani/kader tani dalam memimpin dan memfasilitasi berbagai kegiatan baik di tingkat kelompok maupun di tingkatan yang lebih tinggi. Kedua, Membantu meningkatkan Sumber Daya para petani/kader tani dalam pengelolaan usaha tani di wilayah Mapitara. Ketiga, Kader Tani mampu melakukan advokasi  kebijakan di tingkat pemerintah lokal, demikian ujar mantan Direktur Walhi NTT.

Acara pelatihan ini diakhir dengan praktek, dimana para kader tani memilih topik yang ingin difasilitasi dan kemudian dipraktekan, setelah itu dibenahi oleh tim fasilitator dan dicoba lagi sampai para peserta bisa dinilai sebagai seorang fasilitator.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar