Praktek Pembuatan pupuk organik dan pestisida organik |
Pelatihan Konservasi
Tanah dengan Air diselenggarakan Wahana Tani Mandiri (WTM) dalam kerja sama
dengan Critycal Ecosystem Partnership Fund (CEPF) dalam program “Peningkatan
Pendapatan Masyarakat dalam Mendukung Menejemen Ekositem Berkelanjutan di
Kawasan Egon Ili Medo”. Kegiatan
pelatihan itu dihadiri 15 peserta, utusan dari Desa Natakoli, Hale, Hebing dan
Egon Gahar difasilitasi oleh Kristoforus Gregorius dan Winfridus Keupung di
Puskolap Jiro – Jaro, Tana Li, desa Bhera, Kec. Mego (9 – 11) Juni 2016
Dalam pembukaan acara
tersebut, Carolus Winfridus Keupung mengatakan bahwa makhluk hidup dan alam
semesta merupakan dua unsur penting yang
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Keduanya memiliki ikatan
saling ketergantungan yang sangat kuat. Porsi ketergantungan makhluk hidup
terhadap alam jauh lebih besar. Mahkluk hidup memiliki ketergantungan yang
penuh terhadap alam, sebaliknya alam menyediakan layanan; seperti tanah dan air
bagi keberlangsungan semua mahkluk hidup di dunia.
Lebih lanjut, Win
mengatakan bahwa WTM, awalnya menjadi agen pupuk kimia. Namun dalam
perkembangannya, WTM kemudian melakukan kaji banding terhadap perbedaan penggunaan
pupuk organik dan pupuk kimia.
Dari kajian itu, WTM menemukan
sebuah dampak positif yang dimiliki pupuk organik. Bahwa petani di Flores yang
masih banyak bergantung pada alam hendaknya menjadikan alam sebagai sebuah
lalyanan. Karena itu dengan konsep ini tentunya petani juga turut menjaga
kelestarian lingkungan. Mereka disebutnya green’s
farmer, ujar win Keupung.
Dalam pelatihan ini
juga win membawakan materi tentang
“Konservasi tanah dan air” dijelaskana juga soal struktur dan tekstur tanah.
Bahwa tanah yang subur harus memiliki perimbangan antara unsur liat, pasir dan debu.
Selain itu juga harus didukung oleh unsur hara makro seperti Nitrogen (untuk
pertumbuhan tanaman), Kalium (memperkuat batang dan bunga) dan Phospor
(pertumbuhan akar dan batang). Selain itu ada unsur hara mikro yang dibutuhkan
tanaman yakni; besi (fe), Seng (zn) Tembaga (cu), mangan (Mn), Boron (B),
Molipden (mo).
Sedangkan Kristo,
membawakan materi tentang pertanain berkelanjutan yang mana harus dilihat dari
aspek ekologi, ekonomi, teknologi dan pemberdayaan. Dalam materi Pemupukan tanaman, kristo menjelaskan tentang pupuk
organik dan pestisida organik. Disebutkan beberapa manfaat pupuk organik
diantaranya; Meningkatkan lapisan olah permukaan
tanah, Meningkatkan
populasi jasak renik atau mikroorganisme tanah, Meningkatkan daya serap akar dan daya serap tanah terhadap
air, Memperbaiki perembesan
air, serta pertukaran udara dalam tanah,
Meningkatkan produksi tanaman semaksimal mungkin., Menstabilkan ph tanah, Meningkatkan kapasitas tukar
kation, kapasitas buffer dan daya pegar air, Menyuburkan dan menggemburkan tanah, Mempercepat proses penguraian
bahan-bahan organik, Merangsang pertumbuhan akar dan pembentukan sistem
perakaran yang baik, sehingga dapat mengambil unsur hara yang banyak dan
menjadikan tanaman sehat dan kuat, Memperbesar prosentase pembentukan bunga
menjadi buah dan biji.
Sedangkan beberapa keunggulan pupuk organik diantaranya,
Meningkatkan kandungan air dan dapat menahan air untuk kondisi berpasir,
Meningkatkan daya tahan terhadap pengikisan, Meningkatkan pertukaran udara,
jumlah pori-pori dan sifat peresapan air untuk kondisi tanah liat, Menurunkan
tingkat kekerasan lapisan permukaan tanah, Mengandung unsur hara makro mikro
yang lengkap, Aman (ramah lingkungan), Efektif dan ekonomis (murah/mudah di
dapat), Menghilangkan rasidu kimia, Aplikasi yang mudah (bisa diaplikasikan sebelum
atau sesudah masa tanam), demikian ulas Kristo.
Dalam melakukan usaha tani secara organik juga dituntut
melalui sebuah proses yang benar dimana harus mengetahui jenis pupuk apa yang
dibutuhkan dengan memperhatikan dosis nya. Di sisi lain juga perlu diperhatikan
waktu, cara pemupukan sehingga tanaman itu subur.
Setelah proses belajar in
class, peserta juga melakukan praktek pembuatan pestisida organik dan pupuk
organik yang telah disiapkan. Diharapkan dengan pelatihan ini akan memberikan
sebuah pemahaman riil agar para kader bisa memperaktekannya di lapangan. Sebab
bahan-bahan dasar pembuatan pestisida organik ini banyak terdapat di kawasan Egon
Ilimedo, kata Kristo.
Sedangkan, Hermus Peong salah satu peserta pelatihan yang
juga adalah pemimpin kelas selama pelatihan mengatakan bahwa pelatihan ini
sangat bermafaat bagi kami di lapangan. Bahwa, ini menjadi bekal bagi kami
dalam upaya memfasilitasi kegiatan usaha tani di lapangan nanti.
Seminggu kami sudah dipasok dengan banyak ilmu, bagaimana
memfasilitasi dan kemudian dengan beberapa pengetahuan dasar tentang konservasi
tanah dan air. Ini adalah dasar, kami berharap WTM selalu siap meningkatkan
kapasitas kami di lapangan dengan beberapa fasilitator lapangan WTM. Kami akan
selalu berkoordinasi dengan WTM demi pengelolaan usaha tani terpadu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar