Senin, 21 Maret 2016

PETANI WTM DAN MASIPAG FILIPINA LAKUKAN PERKAWINAN SILANG PADI

"Peningkatan kapasitas Masyarakt Tani dalam Adaptasi Perubahan Iklim lewat Pendekatan Usaha Tani Berbasis Konservasi" kerja sama Wahana Tani Mandiri (WTM) dengan Miserior Jerman, memiliki salah satu aktifitas yang dilakukan adalah Pemulian Benih. Pemulian Benih dimaksudkan untuk kembali mengidentifikasi benih-benih padi lokal yang hampir punah setelah masuknya varietas-varietas baru yang dibawa oleh korporasi dan dinas pertanian.
Dalam program:
Untuk itu, Wahana Tani Mandiri (WTM) bersama Masipag Filipina melakukan kegiatan Perkawinan Silang benih padi di Puskolap Jiro-Jaro, Tanali, desa Bhera, Kecamatan Mego (14-16/01/2016).
Kegiatan yang berlangsung tiga hari ini difasilitasi oleh Yuni (Petani Masipag – Filipina, Elisabet (Konsultan People Led Development Miserior Jerman), Kristof (Satu Nama) didampingi Herry Naif (Koordinator Advokasi, Riset, Lingkungan dan Pengelolaan Hasil).
Carolus Winfridus Keupung (Direktur WTM) dalam sambutan pembukaannya mengucapkan terima kasih kepada Miserior sebagai penyokong dana kepada WTM, dan kepada para fasilitator. Bahwa, kegiatan ini penting untuk dilakukan oleh petani, yang mana petani bisa melakukannya (mempraktekan) di kebun masing-masing. Diharapkan, beberapa tahun ke depan para petani dampingan WTM di tiga kecamatan (Magepanda, Mego dan Tanawawo) pastinya memberi sebuah nilai baru dalam proses pemulian benih lokal.
Lanjut Win, kegiatan ini juga merupakan kesempatan untuk menaikan barganing potition petani yang selama ini hanya menjadi penanam tetapi tidak menjadi peneliti. WTM bersama petani melakukan Kaji Banding dan Uji terap yang pelakunya juga adalah para kader tani. Kami melihat bahwa saatnya petani harus didorong untuk merebut kembali kedaulatan benih yang lama hilang, Ujarnya.
Sedangkan Herry, secara terpisah mengatakan bahwa kegiatan penelitian ini dilakukan dalam dua metode yakni in class untuk mengetahui apa dan tujuan penelitian ini dilakukan serta langkah-langkah yang perlu dilakukan dan out class adalah untuk mempraktekan teori-teori yang disampaikan. Dengan dua metode ini akan mempermuda proses pemahaman petani dalam melakukan praktek kawin silang benih, ujarnya.
Kegiatan praktek kawin silang ini diawali dengan penjelasan soal persiapan kawin silang setelah itu para peserta bersama fasilitator menuju lokasi persahawan Lowolo, Bhera untuk pengambilan sampel padi yang siap kawin. Jenis padi yang dijadikan sampel perkawinan adalah pare Kupang dan pare Chiherang. setelah pengambilan Benih dilanjutkan dengan penjelasan tentang bagaiman melakukan kawin silang. Dari penjelasan itu, para peserta kemudian melakukan praktek pemotongan malai benih yang siap kawin.
Hampir semua peserta, serius mengikuti  praktek tersebut, kendati harus dilakukan dalam beberapa tahapan penerjemahan dari bahasa tagalog, Inggris, dan Indonesia. Atau sebaliknya bila dari peserta maka harus diterjemahkan dari bahasa Indonesia, Ingris dan Tagalog.
Praktek pemotongongan malai betina yang siap kawin, ditutup dengan kertas minyak dan dilanjutkan dengan penjelasan tentang bagaimana melakukan perkawinan. Tetapi perkawinan ini akan dilakukan dengan harus memperhatikan waktu (jam) birahi dari padi jantan. Menurut fasilitator waktu kawin padi adalah jam (9 - 11). Maka pada (16/01/2016) dilakukan perkawinan silang padi yang telah disiapkan.
Perkawinan silang benih setelah dilakukan, para peserta kembali ke kelas dan melakukan evaluasi tahapan dan proses serta membuat perencanaan bersama tentang apa yang dilakukan setelah acara praktek tersebut. Kegiatan ini dinilai cocok karena hampir sebagian besar padi ladang dan sawah di wilayah Magepanda, Mego dan Tanawaso belum berbulir. Ini adalah kesempatan bagi kami para peserta, untuk melakukan kawin silang, kata Siprianus Rehing (petani peneliti) asal Bu Selatan.
Semua proses penelitian dilakukan acara penutupan. Menurut Yuni (Masipag-Filipina) dan Ibu Bes (Miserior) sangat bangga karena para petani tampingan WTM sangat serius dalam megikuti kegiatan in. Haranpannya semoga mereka bisa melakukannya di lapangan agar benih-benih lokal yang hampir punah ini diselamatkan melalui pemulian benih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar