Dalam acara pembukaan, rombongan
belajar yang dipimpin Herry Naif (Koordinator Penelitian dan Advokasi
Lingkungan WTM). Menurut Herry, kunjungan belajar ini merupakan
sebuah refleksi atas perjalanan Advokasi WTM sejak 1995. Bahwa WTM
sudah berada dalam tiga mazhab, yakni pada awalnya WTM melakukan
pengorganiasian kelompok Tani. Tidak heran pada masa itu ada begitu
banyak kelompok tani yang dibentuk. Mazhab kedua WTM memperkenalkan
konsep pengelolaan usaha tani terpadu secara organik. Pada masa ini
WTM, mengkampanyekan tentang pertanian organik, dan secara tegas
menolak model pengelolaan pertanian kimiawi. Kini WTM memasuki
mazhab pemberdayan rakyat atas hasil produksi kebun atau produksi
lain yang bisa dijadikan pendapatan altenatif bagi petani di wilayah
dampingan. Bahwa selain upaya memenuhi kebutuhan pangan dalam rumah
tangga, kelompok tani dampingan juga perlu memikirkan berbagai
potensi yang ingin dikembangkan oleh para petani, demikian ujar Naif.
Sedangkan Yoseph Dala, Insiator
kelompok Kembang Baru memberi apreseasi kepada WTM karena sudah pada
saatnya, WTM harus naik kelas. Segala potensi petani harus diolah
menjadi yang lebih baik. Untuk itu, hari ini mari kita belajar
membuat minyak agar tidak tengik. Dan minyak itu bisa bertahan lama
dan diatur pengepakannya. Lebih lanjut Yos mengatakan bahwa pembuatan
minyak adalah upaya memberdayakan potensi lokal yang dimiliki
kabupaten Sikka yangmana merupakan kabupaten pemilik kelapa terbesar
di Wilayah Flores.
Setelah seremonial pembukaan 22
petani yang didatangkan dari 11 kelompok tani dampingan WTM dibagi
dalam tiga (tiga) kelompok untuk belajar memproduksi minyak mulai
dari cara memilah kelapa yang baik, mengupas, memarut, menyaring
hingga memasak minyak.
Seluruh tahapan dan proses
pembuatan minyak secara serius diikuti oleh para petani.
Setelah proses memasak minyak,
para petani difasilitasi untuk membuat perencanaan bersama agar
kegiatan ini punya dampak positif bagi mereka. Dalam diskusi,
disepakati bahwa ada 4 kelompok tani yang akan melakukan proses masak
minyak pada hari selasa, 15 Desember 2015 untuk mempraktekan apa yang
diiperoleh hari ini. Sedangkan beberapa kelompok lain akan mulai
memproduksi minyak setelah memasuki tahun 2016 sebagai kebangkita
baru.
Di sela-sela kegiatan, Winfridus
Keupung, (Direktur WTM) menjelaskan mengenai gambaran konsep yang mau
dikembangkan WTM ke depan. Bahwa WTM sedang mendorong agar seluruh
hasil produksi dan potensi yang ada hendaknya dikembangkan agar
memiliki nilai tambah tetapi bukan berarti mengubah profesi mereka
sebagai petani. Karena, menurutnya ini merupakan pendapatan tambahan
dalam memenuhi kebutuhan hak dasar petani. Tanpa usaha ini petani
akan terus tenggelam dalam berbagai kebutuhan yang melilitinya, ujar
Win.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar