Rabu, 24 Februari 2016

WALHI NTT SELENGGARAKAN DISKUSI PANEL PADA PDLH V


Mengawali kegiatan Pertemuan Daerah Lingkungan Hidup (PDLH) V, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Daerah NTT melakukan Diskusi Panel yang dihadiri oleh Paulus Nong Susar (Wabup Sikka), Rio Rompas (Direktur Walhi Kalteng, Calon Eksekutif Nasional), John Bala (Mantan Direktur PBH Nusra dan Direktur Ba'Pikir). Kegiatan Panel ini dimoderatori oleh Herry Naif, mantan Direktur WALHI NTT. Kegiatan ini dilakukan di Pusat Sekolah Lapangan (PUSKOLAP) Jiro-Jaro - WTM (16-19/02).
Paulus Nong Susar (Wabup) Sikka yang menyajikan tentang Responsivitas Kebijakan Daerah dalam "Menyikapi Problem-Problem Lingkungan Hidup di NTT dan Sikka" itu bahwa Pemerintah Kabupaten Sikka dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sikka lingkungan hidup menjadi sebuah pertimbangan. Bahwa, pembangunan harus berperspektif dalam penyelematan lingkungan hidup. Karena itu beberapa kasus kami cukup tegas. Misalnya pada masa kami, diupayakan Ijin Usaha Pertambangan saya jamin tidak ada. Sekarang kami sedang membangun waduk Napung Gete, dan pertimbangan lingkungan diutamakan, demikian tutur mantan direktur Sanres. 
Bagaimana sikap Pemkab Sikka mengenai perencanaan pertambangan emas Liakutu yang sudah pada tahapan eksplorasi. Beliau mengutarakan bahwa pertambangan tidak masuk dalam perencanaan Pemkab Sikka yang ada itu mendorong Sikka menjadi daerah wisata dan pertanian.
Sedangkan, John Bala, Direktur Ba'Pikir tentang Gerakan Rakyat dan Ham dalam Korelasi dengan Penyelamatan Lingkungan Hidup mengatakan bahwa konsep gerakan yang dipikirkan itu apa? Karena berbicara tentang Gerakan adalah sesuatu yang luar biasa. Namun di sini saya mencoba untuk melihat mengenai pengalaman-pengalaman yang saya lakukan bersama LBH Nusra selama saya ada di sana terutama dalam perjuangan bersama masyarakat adat untuk bagaimana mereka ikut mengaskes dalam kawasan hutan. Karena prinsipnya rakyat adalah subjek pengelola yang bisa menjaga hutan dan hidup dari hutan. Tanpa itu, maka konflik sosial akan pengelolaan hutan terus terjadi. John mengulas panjang lebar soal 13 institusi lokal pengelolaan hutan dalam perspektif masyarakat adat sikka, misalnya soal opidun kare dunan, opi dun kare taden, lian puan wair matan. Benar ada beberapa konsep seperti kawasan untuk wc umum dari sebuah kampung. Karena sekarang setiap keluarga punya Wc sendiri.
Sedangkan Rio Rompas (Direktur WALHI Kalteng, Calon Direktur Eksekutif Nasional) membicarakan tentang Potret Pengelolaan Sumber Daya Alam dalam Pespektif Nasional dan Apa yang Hendak Dicapai dalam Kepemimpinan Walhi ke depan. Mengawali pembicaraaannya, Rio menceritakan pengalaman advokasi soal kebakaran hutan dan asap di Kalimantan Tengah yang terjadi tahun ini. Ia melihat bahwa ini adaalah strategi korporasi untuk menguasai lahan-lahan agar kemudian dibuka perkebunan sawit dan tambang. Untuk itu, pengelolaan sumber daya alam perlu dipertegas akses dan kontrol rakyat agar kedaulatan itu ada pada rakyat dan negara. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar