Selasa, 25 November 2014

Walhi NTT Gelar Pelatihan Air dan Tanah di TTS


SOE,SUARAFLORES.COM,- Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Propinsi Nusa Tenggara Tmur menggelar Pelatihan Konservasi Tanah dan Air pada Komunitas Adat Pubabu – Besipae, Kecamatan Amanuban Selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan, Minggu (7/9/2014). Kegiatan ini sebagai upaya awal untuk mulai membangun kedaulatan pangan masyarakat adat di wilayah itu.

Manager Program Walhi NTT, Melky Nahar, kepada suaraflores.com, Minggu (7/9/2014) menyatakan, NTT sebenarnya tidak mengalami krisis pangan kalau proses penataan dan pengelolaan pertaniannya adaptif terhadap perubahan iklim. Selama ini, persoalan itu tidak diperhatikan serius, akibatnya para petani gagal tanam dan gagal panen,” jelas Melky.

Selain itu, lanjut Melky, manajemen konsumsi dan distribusi hasil pertanian selama ini tidak tertata rapih. Akibatnya, kebutuhan akan pangan per tahun dari para petani tidak diketahui pasti.

Sedangkan Direktur Walhi NTT, Herry Naif, mengungkapkan, pelatihan konservasi tanah dan air merupakan satu dari berbagai jenis kegiatan yang akan dijalankan Walhi satu tahun kedepan di Komunitas Adat Pubabu – Besipae. Menurutnya, program ini berjalan kerjasama dengan Global Environment Facility (GEF).

“Kami kerjasama dengan GEF, sebuah donatur yang selalu mendukung Walhi selama ini. Program ini akan berjalan selama 15 bulan kedepan,” papar Herry.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Wahana Tani Mandiri (WTM), Winfridus Keupung, pada saat pemaparan materi mengatakan, konservasi tanah dan air merupakan upaya untuk penggunaan lahan sesuai dengan syarat–syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah.

“Konservasi tanah dan air mempunyai tujuan utama untuk mempertahankan tanah dan air dari kehilangan dan kerusakannya,” ungkap Wim.
Mantan Direktur Walhi NTT ini menyatakan, kenyataan yang terjadi akhir-akhir ini adalah banyaknya degradasi lahan dan air yang disebabkan oleh banyak faktor. “Hal itu berpengaruh besar pada rusaknya atau berkurangnya kualitas dan kuantitas suatu tanah dan air yang dapat berdampak buruk pada lingkungan kita bahkan dapat menyebabkan suatu bencana alam seperti longsor yang merupakan bentuk dari erosi,” katanya.

Sementara itu, warga Komunitas Adat Pubabu – Besipae, Paulus Selan, mengaku bangga dengan program itu. Menurutnya, Walhi NTT sudah lama bersama dengan warga komunitas adat di wilayah itu.

“Kami bersyukur karena Walhi NTT selalu bersama kami dan membantu kami dalam kerja-kerja untuk mewujudkan kedaulatan pangan bagi warga disini,” tutupnya. (Mel)

http://suaraflores.com/walhi-ntt-gelar-pelatihan-air-tanah…/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar