KEGENTINGAN EKOLOGI FLOBAMORA MENAKJUBKAN
Daunmu membentur
cakrawala purnama. langit mendesah madu memeluk cahaya
kulitmu. Bumi memeluk erat akarmu yang dalam mencekram magma.
Gersang...., kata orang yang barusan mengenal Nusa Cendana. Gunung
api menjadi tontonan menarik di nusa bunga. Padang rumput yang
terbentang luas di pulau Sumba menjadi medan pemburuan sapi. Hutan
lontar menghiasi pulau Rote yang terletak paling selatan benua Asia.
Pohon kenari menjadi kebanggan Alor. Singkatnya, FLOBAMORA menyatu
dalam sebuah keunikan masing-masing.
Keelokkan pulau Flores, Sumba, Timor, Alor, Rote, Sabu menakjubkan, kendati batu karang, tanah liat menghias, gunung
api yang terus bererupsi, dan rumput yang bergoyang ditiup angin.
Ironis, di tengah kegersangan engkau tetap setia sebagai ibu yang
telah mengandung dan menghidupi sejuta umat manusia.
Panoramamu tak seelok
yang dipuja orang. Kesuburan dan kekayaann alam tak sebanding Papua,
Kalimantan, Sumatera yang menghidupi banyak negeri. Namun, dalam
keterbatasanmu bumi Flobamora pun telah menghidupi dan tak pernah
putus asa mengasihi setiap insan yang menumpahkan darahnya. Setiap
tetesan darah telah menodai dirimu seakan terberi sebuah tanggung
jawab. Semua itu telah kau laksanakan sebagai sebagai ibu pengasuh.
Engkau pasti sedang
senyum sipu melihat anak negeri Flobamora yang terus berbicara. Kau
tidak banyak berujar melihat para pahlawan anak negeri. Mereka sedang
menyapamu, bisakah kami memperoleh kuasa untuk mengurusmu?
Senyummu tentu tidak
berarti bagi mereka. Isi perutmu telah dilihat. Katanya akan dipakai
untuk mengisi kehidupan mereka, janjinya akan sejahtarahkan
anak-anakmu.
Cahaya malu memeluk
riangku di kala senja tercipta. Aku biasanya menari ketika angin
mengajakku bernyanyi. Aku biasanya damai ketika bumi memelas lemah.
Aku biasanya bercanda ketika masyarakat bahagia menyambut pagi dan
petang di bawah bayang hutan dan lembah belantara. Aku benih seribu
tahun sebelumnya.
Kala badai dan bencana
menghantam dan menghitamkan langit duniaku, udara yang kuhirup terasa
sesak dan kaki tak sanggup lagi menapak Namun hari ini… Kau datang
ucap do’a tulus dan senyum pemberi semangat meniupkan balon-balon
asa pengusir kabut menghalau mendung yang menutupi mentari
warna-warninya hiasi langit FLOBAMORA yang perlahan membiru dan
pagiku pun kembali berseri.
Terimakasih Sahabat
bumiku Flores, Sumba, Timor, Alor, Rote, Sabu, Adonara dan
semua anak pulau di Nusa Tenggara Timur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar