Senin, 04 Februari 2013


KEGENTINGAN EKOLOGI FLOBAMORA MENAKJUBKAN
 
Daunmu membentur cakrawala purnama. langit mendesah madu memeluk cahaya kulitmu. Bumi memeluk erat akarmu yang dalam mencekram magma. Gersang...., kata orang yang barusan mengenal Nusa Cendana. Gunung api menjadi tontonan menarik di nusa bunga. Padang rumput yang terbentang luas di pulau Sumba menjadi medan pemburuan sapi. Hutan lontar menghiasi pulau Rote yang terletak paling selatan benua Asia. Pohon kenari menjadi kebanggan Alor. Singkatnya, FLOBAMORA menyatu dalam sebuah keunikan masing-masing.

Keelokkan pulau Flores, Sumba, Timor, Alor, Rote, Sabu menakjubkan, kendati batu karang, tanah liat menghias, gunung api yang terus bererupsi, dan rumput yang bergoyang ditiup angin. Ironis, di tengah kegersangan engkau tetap setia sebagai ibu yang telah mengandung dan menghidupi sejuta umat manusia.

Panoramamu tak seelok yang dipuja orang. Kesuburan dan kekayaann alam tak sebanding Papua, Kalimantan, Sumatera yang menghidupi banyak negeri. Namun, dalam keterbatasanmu bumi Flobamora pun telah menghidupi dan tak pernah putus asa mengasihi setiap insan yang menumpahkan darahnya. Setiap tetesan darah telah menodai dirimu seakan terberi sebuah tanggung jawab. Semua itu telah kau laksanakan sebagai sebagai ibu pengasuh.

Engkau pasti sedang senyum sipu melihat anak negeri Flobamora yang terus berbicara. Kau tidak banyak berujar melihat para pahlawan anak negeri. Mereka sedang menyapamu, bisakah kami memperoleh kuasa untuk mengurusmu?

Senyummu tentu tidak berarti bagi mereka. Isi perutmu telah dilihat. Katanya akan dipakai untuk mengisi kehidupan mereka, janjinya akan sejahtarahkan anak-anakmu.

Cahaya malu memeluk riangku di kala senja tercipta. Aku biasanya menari ketika angin mengajakku bernyanyi. Aku biasanya damai ketika bumi memelas lemah. Aku biasanya bercanda ketika masyarakat bahagia menyambut pagi dan petang di bawah bayang hutan dan lembah belantara. Aku benih seribu tahun sebelumnya.

Kala badai dan bencana menghantam dan menghitamkan langit duniaku, udara yang kuhirup terasa sesak dan kaki tak sanggup lagi menapak Namun hari ini… Kau datang ucap do’a tulus dan senyum pemberi semangat meniupkan balon-balon asa pengusir kabut menghalau mendung yang menutupi mentari warna-warninya hiasi langit FLOBAMORA yang perlahan membiru dan pagiku pun kembali berseri.

Terimakasih Sahabat bumiku Flores, Sumba, Timor, Alor, Rote, Sabu, Adonara dan semua anak pulau di Nusa Tenggara Timur

Tidak ada komentar:

Posting Komentar